Sabtu, 25 Mei 2013

PENJELASAN FISIKA PESAWAT



Dalam kajian fisika, hal ini sebetulnya bukanlah peristiwa yang mustahil untuk terjadi, pada dasarnya hanya masalah keseimbangan gaya saja. Sudah umum di ketahui bahwa benda selalu jatuh menuju pusat bumi karena adanya gravitasi yang bekerja pada setiap benda. Tetapi, terdapat juga gaya ke atas yang secara vektor berlawanan arah dengan gaya gravitasi ini. Kedua gaya inilah yang berusaha direkayasa untuk selanjutnya hasilnya dapat membuat pesawat dapat terbang. Jika gaya ke atas yang bekerja pada benda lebih besar dari pada tarikan gravitasinya, maka benda tersebut dapat terangkat dari tanah, demikian juga sebaliknya.
Terdapat empat gaya mendasar yang bekerja pada benda, yaitu:
  1. Tarikan
  2. Dorongan
  3. Gaya angkat
  4. Gaya berat (gravitasi)
Dalam hukum newton yang pertama dapat disimpulkan bahwa benda cendrung untuk tetap diam atau bergerak dengan kecepatan konstan kecuali jika ada pengaruh (gaya) dari luar yang bekerja padanya. Kecendrungan ini terjadi disebabkan oleh adanya keseimbangan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Jika tarikan yang bekerja pada benda sama besar dengan dorongannya, maka benda tidak akan mengalami perubahan ditinjau dari pergerakan horisontalnya. Begitupun yang terjadi jika geya berat pada benda sama besar dengan gaya angkatnya, maka untuk arah vertikal benda juga tidak mengalami perubahan. Artinya bahwa, jika keseimbangan ini terganggu akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada benda, bisa horisontal maupun vertikal.


Masih menurut Newton, dalam hukum keduanya dinyatakan bahwa benda dengan massa tertentu yang mendapat pengaruh gaya maka benda tersebut akan mengalami percepatan. Implikasi dari hukum ini adalah untuk kasus pesawat terbang, kita dapat membuatnya terangkat dari tanah dengan memberikan gaya angkat untuk pesawat tersebut, gaya angkat ini harus lebih besar dari gaya yang disebabkan oleh tarikan gravitasi. Penjelasan tentang gaya angkat ini akan lebih jelas jika kita menggunakan prinsip bernoulli dan hukum ketiga Newton.

Dalam prinsip bernoulli kita bisa menemukan bahwa fluida yang mengalir lebih cepat akan menyebabkan penurunan tekanan pada fluida tersebut. Pada model moncong pesawat terbang, sengaja di desain agar ketika udara manabrak moncong tersebut akan menyebabkan aliran udara yang melalui bagian atas pesawat lebih cepat dari pada  yang melewati bagian bawah sayap pesawat terbang.
 

ULAR TERPANJANG DI DUNIA



Baru-baru ini seorang pria Florida menemukan ular piton Burma dengan panjang 5,7 meter sekaligus mengalahkan rekor piton Burma terpanjang sebelumnya: ular yang tertangkap pada bulan Agustus 2012 sepanjang 5,4 meter.

Jason Leon (23), pemuda yang secara tak sengaja menemukan ular tersebut saat sedang mengemudikan mobilnya pada larut malam di area pedesaan Miami, Dade County, Florida. Meski sedikit mengalami pergumulan saat berusaha menaklukkan dan menangkap piton tersebut, Leon tak mengalami cedera yang berarti. Ketika ular mulai melilit kakinya dan mengancam jiwanya, ia pun segera meminta bantuan orang lain.

Dengan menggunakan pisau, orang-orang berusaha membantu untuk membunuh piton hingga akhirnya melepaskan lilitannya dari kaki Leon. Leon menjadi salah seorang yang berjasa membantu menangkap reptil panjang dari padang gurun Florida, di mana keberadaan piton menjadi salah satu masalah serius di Florida. Piton Burma menjadi teror tersendiri bagi warga karena termasuk hewan liar invasif, yang mana dapat mengancam jiwa seseorang tanpa terduga.

Piton Burma (Python bivittatus) berasal dari India dan Asia Timur merupakan salah satu dari sembilan spesies ular constrictor, yang jumlahnya sekitar satu juta dan telah diimpor ke Amerika Serikat sejak tiga dekade lalu. Hewan ini memang dapat tumbuh hingga 6 meter, dan tak sedikit di antara mereka yang telah kabur atau melarikan diri dari habitat mereka di alam liar. Mereka sangat menyukai Everglades, daerah subtropis basah di bagian selatan Florida.

Saat belum tumbuh sempurna piton dimangsa oleh spesies lain, tapi saat mereka mencapai ukuran yang sempurna mereka tidak memiliki predator di alam dan dapat mendatangkan malapetaka bagi ekosistem asli. "Piton Burma dapat memangsa para mamalia kecil, reptil lainnya, dan burung. Mereka juga memangsa satwa liar untuk dijadikan sumber makanan mereka," tutur Carli Segelson, juru bicara Florida Fish and Wildlife Conservation Commission (FWC).

Sifatnya yang menyerang menjadikan keberadaan piton Burma masalah besar karena dapat meneror siapa pun dengan tiba-tiba. Atas alasan tersebut maka FWC mengadakan acara tahunan menangkap ular piton untuk mengurangi populasinya di alam liar. Yang dapat mengumpulkan ular akan mendapatkan hadiah uang tunai.

Dalam tantangan menangkap piton yang diadakan tahun ini, di Florida telah terjaring 68 ekor piton. "Ekosistem Everglades merupakan habitat yang sangat penting bagi hewan. Tidak ada yang seperti ini di seluruh negeri," kata Segelson. Pihak FWC  terus bekerja sama dengan ahli ular dan pemburu berlisensi untuk mengurangi populasi piton Burma terutama yang berada di Florida Selatan yang jumlahnya berlimpah. (Umi Rasmi/National Geographic Indonesia)

BUKTI PERTAMA ADANYA SEMESTA ALAM LAIN



Ilmuwan berhasil menemukan bukti pertama adanya alam semesta lain. Keberadaan alam semesta lain telah didiskusikan sejak lama. Namun, tak ada bukti kuat tentang keberadaannya.

Bukti pertama keberadaan alam semesta lain ditemukan lewat analisis peta radiasi sinar kosmik yang dibuat berdasarkan data wahana Planck.

Radiasi sinar kosmik adalah radiasi yang ditinggalkan saat peristiwa Big Bang 13,8 miliar tahun yang lalu.

Planck menggali data radiasi sinar kosmik sejak semesta masih berusia 370 tahun. Radiasi ini sudah tampak redup. Namun, Planck masih mampu membaca karena sensitivitasnya.

Bukti adanya alam semesta lain yang ditemukan adalah adanya anomali pada penyebaran radiasi sinar kosmik.

Menurut ilmuwan, secara umum, radiasi seharusnya tersebar merata ke seluruh wilayah langit. Namun riset menunjukkan, radiasi lebih kuat di satu bagian langit tertentu.

Bukti lain adalah adanya "cold spot". Adanya cold spot menunjukkan bahwa ada satu wilayah langit yang lebih dingin dari sekitarnya.

Laura Mersini-Houghton, pakar fisika teoretik dari University of North Carolina, mengatakan bahwa anomali penyebaran radiasi sinar kosmik dan adanya cold spot menunjukkan adanya semesta lain.

"Anomali disebabkan oleh semesta lain yang menarik semesta kita yang terbentuk saat Big Bang," kata Mersini-Houghton.

"Anomali dan cold spot adalah bukti kuat pertama eksistensi semesta lain yang kita tahu," imbuh Mersini-Houghton seperti dikutip The Australian, Minggu (19/5/2013).

Menurut Mersini-Houghton, fisika saat ini belum mampu menerangkan anomali dan cold spot selain hubungannya dengan semesta lain.

Mersini-Houghton akan menguraikan hasil penelitiannya lebih detail dalam festival How The Light Gets In festival di Hay-on-Wye dan konferensi kosmologi di Oxford.

Menanggapi hasil penelitian Mersini-Houghton, Malcom Perry dari Universitas Cambridge mengatakan, temuan ini menarik. "Sangat tepat bahwa ini menjadi bukti pertama adanya semesta lain," katanya.

Sementara, George Efstathiou, profesor astrofisika dari Universitas Cambridge mengatakan bahwa interpretasi hasil penelitian memang spekulatif, tetapi menarik.

"Ide ini mungkin terdengar sinting, sama seperti ide tentang Big Bang 3 generasi lalu. Namun kita mendapatkan bukti dan sekarang hasil riset ini mengubah pemahaman kita tentang semesta," urainya.